Sekarang ini istilah sistem dan model kerja sudah beragam seperti WFH dan WFO, bahkan hadir juga istilah Hybrid Working. Ketiganya sudah sangat sering digunakan dikalangan dunia pekerjaan.
Sebenarnya apa itu WFH dan WFO? Bagaimana dengan Hybrid Working? Pada dasarnya, ketiga model kerja ini memiliki karakteristik masing-masing yang membuat mereka unik.
Bekerja sama dengan dengan Boston Consulting Group dan The Network, JobStreet melakukan survei bertajuk Apa yang Diharapkan Pekerja Diketahui oleh Perusahaan: Membuka Pintu Masa Depan Rekrutmen. Dari survey ini, kami mendapatkan temuan mengenai sistem kerja pilihan para responden di Indonesia.
Dari ketiga sistem kerja, lebih dari separuh pekerja Indonesia menyatakan mereka memilih untuk bekerja secara hybrid, hampir 40% memilih bekerja sepenuhnya dari kantor, dan kurang dari 10% memilih untuk bekerja sepenuhnya dari rumah.
Work from Office
Work from Office adalah model bekerja di mana karyawan bekerja langsung di gedung kantor sesuai dengan jam kerja tradisional. Lingkungan kerja dalam kantor pun dibuat sebagaimana rupa untuk mengakomodasikan setiap karyawan agar mereka dapat bekerja secara maksimal dengan nyaman dan aman. WFO adalah jenis komunikasi yang dinilai paling jelas dan produktif di lingkungan kerja.
Work from Home
Berkebalikan dengan WFO, Work from Home berarti model kerja dimana karyawan bekerja dengan peralatan milik kantor serta sesuai dengan kebijakan kantor, namun dari rumah mereka masing-masing. WFO sepenuhnya menggunakan internet.
WFH menawarkan jam kerja yang lebih fleksibel dibandingkan dengan WFO. Dengan begini, karyawan dapat lebih mudah mengatur waktu kerja dan waktu pribadi sehingga mencapai work-life balance yang mereka harapkan.
Hybrid Working
Hybrid Working adalah model kerja yang menggabungkan WFH dan WFO. Dalam pelaksanaannya, model kerja ini tidak mengharuskan karyawan untuk selalu bekerja dari kantor namun bukan berarti mereka dapat selalu bekerja dari rumah.
Perusahaan dapat menawarkan separuh jam kerja karyawan untuk dilaksanakan di kantor dan separuhnya di rumah atau dengan rasio lain yang disetujui kedua pihak.
Nah, diantara WFH, WFO, dan Hybrid, mana skema kerja yang tepat untuk kamu?
Sebelum memilih kerja WFH, WFO, atau Hybrid, tentunya ada beberapa aspek yang harus kamu perhatikan. diantaranya:
1. Pekerjaanmu
Beberapa pekerjaan ada yang diharuskan untuk ke kantor. seperti di bidang travel, perhotelan, dan tenaga kesehatan. beberapa contoh pekerjaan itu adalah dokter, designer, dan Tim Kreatif. Jadi kamu harus menyesuaikan pekerjaan dan model kerja yang kamu inginkan
2. Energi untuk commuting
Tak semua orang tinggal dekat dengan kantor. Kalau tempat tinggalmu jauh, kamu tentu harus commuting alias melakukan perjalanan pulang-pergi dari dan ke kantor. Proses commuting itu tak hanya memakan waktu, tetapi juga energi.
3. Biaya
Seperti yang sudah SevenAds Indonesia sebutkan, kamu tak perlu biaya commuting kalau kerja dari rumah. Tak hanya itu, kamu yang tinggal di luar kota tak perlu menyewa kos di dekat kantor. Sementara itu, kamu membutuhkan biaya ke kantor kalau menjalani skema WFO dan hybrid. Tentu saja, biaya ini sifatnya relatif.
4. Produktivitas
Selanjutnya, ada produktivitas. Lagi-lagi, pertimbangan yang satu ini sifatnya relatif. Ada orang yang lebih produktif saat bekerja dari rumah. Sebab, mereka punya lebih banyak waktu luang untuk ikut webinar, mempelajari hal baru, dan lain-lain.
Akan tetapi, ada orang yang merasa lebih produktif saat ke kantor. Sebab, kantor sangat minim distraksi. Ada juga orang yang suka kerja hybrid karena suasananya lebih bervariasi.
Intinya, ketiganya hal tersebut memiliki plus-minusnya masing-masing.